Pergelaran Piala Dunia tanpa terasa sudah hampir memasuki minggu kedua, bagaimana dengan tim jagoan Anda? Masihkah bertahan ataukah sudah harus pulang lebih awal seperti Juara Dunia 2010, Spanyol pada pertandingan tadi pagi?
Kali ini, Kami akan memperkaya pengetahuan Anda tentang Piala Dunia Brazil 2014 dengan membahas tentang bola yang dipakai di pergelaran kali ini, Brazuca. Ternyata, bola yang diproduksi oleh pabrikan olahraga Adidas ini juga diperkuat dengan serangkaian tes yang dilakukan berdasarkan hasil konsep dan teori Aerodynamics dari NASA.

Dr. Rabi Mehta uses smoke and lasers to
Dr. Rabi Mehta sedang menginspeksi aliran udara terhadap bola Brazuca. source: NASA’s Ames Research Center
“Bidang olahraga memberi kami kesempatan untuk memperkenalkan generasi baru dari para peneliti kedalam bidang aerodynamics dengan menjelaskan bagaimana konsep itu bisa dihubungkan dengan bidang lain” kata Rabi Mehta, Kepala bagian experimen Aero-Physics dari NASA Ames Reserach Center di Moffett Field, California.
Aerodynamics adalah pelajaran tentang bagaimana cairan dan udara mengalir di sekitar objek. Para insinyur di Ames merupakan para ahli dalam penelitiannya tentang aerodynamics dan sangat mengerti tentang bagaimana konsep tersebut mengalir di sekitar benda dengan bentuk 3 dimensi seperti silinder atau bola.
Bola yang dipakai pada Piala Dunia Afrika Selatan, Jabulani digambarkan sering melakukan gerakan yang sifatnya “supernatural”. Gerakan tersebut sangan disukai oeh pemain depan tetapi sangat dibenci oleh penjaga gawang karena saat bola ditendang dengan sedikit spin ataupun tanpa spin, maka bola akan menghujam dengan gerakan yang disebut “knuckled”, sehingga peluang untuk mencetak gol menjadi lebih besar. “Knuckling” akan terjadi karena adanya arah aliran udara yang tidak biasa sehingga pantulan bolanya menjadi sulit diprediksi.
Untuk memperbaiki teknologi pada bola Jabulani agar menjadi lebih baik, maka Adidas bekerja sama dengan ratusan pemain bola untuk menciptakan teknologi baru yang ditempatkan pada bola Brazuca. Tipe bola tradisional memiliki 32 panel, Jabulani memiliki 8 panel dan Brazuca hanya memiliki 6 panel.
Meskipun memiliki jumlah panel yang lebih sedikit, tetapi jahitan pada panel yang berbentuk menyerupai jemari itu menjadi lebih panjang. Jahitan juga dibuat lebih dalam dan panel dilapisi dengan benjolan-benjolan kecil yang akhirnya berpengaruh pada aerodynamics pada bola.

Bola Brazuca di dalam wind tunnel. source: NASA’s Ames Research Center
Bola tersebut lalu di tes di fasilitas wind tunnel berukuran 2 kali 2 kaki di Fluid Mechanics Laboratory (Ames). Mehta menunjukkan bagaimana udara dan pergerakan udara yang terjadi di sekitar bola Brazuca dengan menggunakan media asap dan diterangi oleh lampu laser agar pergerakan udara lebih mudah dilihat. Pada kecepatan yang berbeda, maka perbedaan pada pergerakan udara menjadi lebih terlihat.

Bola tradisional di dalam water channel. source: NASA’s Ames Research Center
Bagian kedua pada tes menggunakan water channel berukuran 17 inci dengan lampu neon dibawah sinar gelap. Hasil tes membuktikan bahwa “knuckling” paling kuat pada bola tradisional memiliki kecepatan 30 mph, angka ini adalah jauh dibawah kecepatan tendangan pemain bola profesional (50 – 55 mph).
Semakin halus permukaan bola maka efek “knuckling” akan menjadi lebih besar dan cepat. Maka, pada bola Brazuca, penambahan benjolan di permukaan akan membantu mengurangi efek “knuckling” tersebut menjadi hanya sekitar 30 mph sehingga arah pantulan bola pada saat melayang akan menjadi lebih bisa diprediksi.
“Para pemain harus merasa lebih senang dengan perubahan ini” kata Mehta, karena bola ini lebih stabil dan serasa bola tradisional dengan 32 panel.
Dengan bola yang baru ini, permainan akan tetap menjadi menarik karena skill para pemain akan lebih teruji dan para pemain dunia akan mencoba memanfaatkan dan memanipulasi teknologi yang dipakai pada bola ini dan mengaplikasikannya pada tendangan mereka sehingga aliran bola akan menjadi lebih sesuai dengan yang mereka inginkan.
Source: NASA
5 Comments
Anung
June 19, 2014 at 12:28 pmMasa sih, kayaknya gol tetep banyak deh, gak beda jauh sama 2010. Ada pengaruh gak sama Akinfeev bikin kesalahan nagkep bola pemain Korea?
Barthez4ever
June 19, 2014 at 12:29 pmItu mah salahnya si kiper antisipasi bola brow
TanpaNgerem
June 19, 2014 at 12:31 pmIni bola desainnya gw demen sih, warnanya juga cakep, sayang aja beli yang asli gak cocok sama kantong. Beli replikanya buat main futsal gak ngaruh apa2 kayaknya, kagak ada teknologinya.
Sakti
June 19, 2014 at 12:32 pmSama-sama aja ah bola mah, yang penting sikil!!! maksudnya skill!!!!
Adem Ayem
June 19, 2014 at 1:11 pmInformasi yang sangat bagus untuk menambah pengetahuan. Jadi tau teknologi untuk penelitian itu hasilnya apa aja. Keren GoSocio. Lanjut teruz dengan info2 aktual dan menyegarkan.